“Pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya.” - Tere Liye
"Duhai apakah kau akan memilih mati ketika cinta sejatimu tak terwujud?
Ataukah hanya bisa memeluk lutut, menangis tersedu, bersembunyi di balik
pintu seperti anak kecil tak kebagian sebutir permen? " - Tere Liye
Ini adalah novel tere liye ke 4 yang saya baca, walaupun belum selesai sih. novel nya tidak terlalu tebal, tapi saya ingin menikmati setiap cerita yang ada dalam novel tersebut, jadi ya baca nya santai tidak terburu buru,
Bagi saya novel ini menarik untuk di baca, karena tema nya adalah "kehilangan". setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya kehilangan, entah itu berupa materi atau berupa hal yang lainnya termasuk orang yang berarti dalam hidup kita, namun selalu ada pilihan ketika kita kehilangan seseorang, tenggelam kemudian mati dalam kesedihan, atau akhirnya kehilangan itu menjadi sebuah booster dalam hidup kita.
Rasanya seperti membaca versi lain dari kisah cinta seperti Romeo dan Juliet, Zainudin dan Hayati, atau kisah Layla dan Qais.
Dikisahkan seorang pemuda bernama Jim, entahlah mungkin nama lengkapnya Jimmy. miskin hidup sebatang kara, yatim piatu dan tidak berpendidikan, bertemu dengan seorang gadis dari negeri seberang anak keturunan keluarga terpandang bernama Nayla. dan akhirnya keduanya saling jatuh cinta seperti pasangan lainnya. namun,seperti kisah cinta lainnya, cinta mereka terhalang oleh tembok adat istiadat dan kelas sosial. dan akhirnya berakhir dengan kematian Nayla yang bunuh diri meminum racun di awal cerita, meninggalkan Jim untuk selamanya.
Tere liye dalam novel ini sepertinya ingin menceritakan bagaimana sebuah kehilangan bisa menjadi sebuah motivasi hidup dan melejitkan potensi orang yang ditinggalkan. setelah Jim kehilangan pujaan hatinya Nayla, Jim dipilih oleh Sang Penandai (penjaga dongeng dongeng) untuk menuliskan sendiri kisah dongeng nya, bergabung dengan ekspedisi armada kota terapung untuk menemukan tempat yang disebut dengan Tanah Harapan. disanalah petualangan dimulai yang tak pernah dibayangkan dalam mimpi Jim sekalipun, seperti berhadapan dengan perompak bajak laut perbatasan, mulai bisa berkelahi dengan musuh, dan petualangan lainnya.
Mengenai tema "kehilangan", karena saat ini saya pun masih on progress membaca novel nya Murakami, ada beberapa paragraf yang membuat saya tertarik,
"Setelah usia tertentu, kehidupan menjadi sekadar proses kehilangan terus-menerus. Hal-hal yang berharga akan berjatuhan satu demi satu dari tangan bagaikan gigi sisi patah satu persatu. Orang yang dicintai menghilang seorang demi seoarang " -Haruki Murakami 1Q84
"Tengo tiba-tiba teringat fakta bahwa 40 juta sel kulit manusia hilang setiap hari. Sel-sel itu hilang, terkelupas menjadi debu halus tak kasatmata dan lenyap di udara. Barangkali kita seperti sel kulit di dunia ini. Kalau memang begitu, tidak heran jika seseorang tahu-tahu lenyap pada suatu hari.
-Haruki Murakami 1Q84
Akhirnya kemudian pertanyaan ini muncul dalam pikiran saya,
Apakah harus ada kehilangan terlebih dahulu untuk melejitkan potensi kita?
atau akankah kehilangan kita meninggalkan arti terhadap orang yang kita tinggalkan?
Bekasi, 04 Maret 2014 dikantor dengan cuaca panas diluar.